Mengawal RPJMD 2005-2010 Kabupaten Sidoarjo dengan Frame 3 langkah Besar Perbaikan Kota
Dalam surah An-Nuur ayat 55 seperti disebutkan di atas, pemimpin atau penguasa yang beriman dan beramal saleh – dengan bimbingan Allah SWT – mengamalkan 3 (tiga) langkah besar untuk melakukan perbaikan kehidupan secara total.
Dalam surah An-Nuur ayat 55 seperti disebutkan di atas, pemimpin atau penguasa yang beriman dan beramal saleh – dengan bimbingan Allah SWT – mengamalkan 3 (tiga) langkah besar untuk melakukan perbaikan kehidupan secara total.
Langkah Pertama:Pertama, Tamkin ad-diin, atau mengokohkan kembali nilai spiritual dan ajaran sebagai orientasi dan pedoman kehidupan semua warga masyarakat. Agar Pembangunan Kabupaten Sidoarjo ini tidak membuat kita semakin jauh dari keridhoaan Allah SWT, bahkan na'udzu billah semakin menyimpang dari koridor Allah, maka kita harus senantiasa mengingatkan prinsip-prinsip dasar dalam mengembangkan masyarakat kita. Agama mengajarkan prinsip dasar bahwa manusia dan kehidupan alam semesta ini berasal dari Allah Sang Pencipta, dan diadakan untuk tujuan mengabdi kepada-Nya. Agama juga menunjukkan kepada manusia jalan-jalan untuk mengelolah kehidupan sesuai dengan yang dikehendaki Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan alam semesta raya ini. Dengan begitu, agama menjadi sumber moralitas dan perilaku yang benar dan baik bagi warga masyarakat, termasuk semua pemimpinnya. Inilah yang sungguh-sungguh mulai lenyap dari jagat kehidupan penduduk negeri ini, tidak terkecuali di Kabupaten Sidoarjo.“….Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 38-39).
Langkah Kedua:Kedua, , Tabdil Al-hayah, atau melakukan perubahan total dan radikal terhadap berbagai aspek mendasar kehidupan. Kekuasaan memiliki amanah untuk melakukan memakmurkan bumi, sehingga semua penduduknya merasa aman dan sentosa hidup didalamnya.Ini adalah landasan ke dua dalam rangka melakukan upaya perbaikan di Kota kita tercinta ini. Kalau tidak, maka kita akan menjadi kelelahan dalam proses perubahan dan perbaikan tampa ujung dan tanpa hasil, yang bisa jadi akan mendatangkan sikap frustasi dalam membangun kota ini.“….Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuahn selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dan bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurannya….” (QS. Huud: 61).Pemakmuran kehidupan di bumi berpijak pada prinsip pendayagunaan semua sumberdaya yang Allah berikan dan tundukkan bagi manusia, tanpa dirasuki motif untuk melakukan perusakan di dalamnya.“Tdaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu rahmat-Nya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang menberi penerangan.” (QS. Luqman: 30)Prinsip pendayagunaan yang tidak merusak berjalan ketika manusia menggunakan rasionalitas akalnya, yang menjadi kelebihan atau keistimewaan di hadapan mahluk-mahluk lain yang Allah ciptakan hanya akan melahirkan manusia-manusia rakus dan perusak yang bekerja hanya untuk hawa nafsu durjananya.Pada saat bersamaan, rasionalitas akal pikiran dalam mendayagunakan semua potensi sumberdaya untuk memakmurkan kehidupan, harus diikuti dengan sikap moral mental yang senantiasa mensyukuri semua hasil dan nikmat yang didapatkan. Karena sikap mental (mental model) semacam inilah yang mampu meningkatkan kemakmuran dan menambah rizki dari Allah SWT.“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)Sikap mental syukur nikmat ditandai dengan suburnya rasa solidaritas sosial terhadap kaum fakir-miskin dan dijauhinya perilaku berlebihan dalam urusan materi,atau perilaku mubazir, karena inilah wujud perilaku buruk syaitan.“ ...Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adlah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.” (QS. Al-Israa: 26-27)Prinsip dasar berikutnya dari tabdil al-hayah adalah adil, yaitu rekonstruksi kehidupan ekonomi,polotik, hukum, sosial, dan budaya harus diwarnai prinsip keadilan yang dirasakan oleh para penduduk negeri. Prinsip keadilan ini mensyaratkan adanya permasalahan yang utuh dan mendalam terhadap berbagai permasalahan kehidupan, diikuti sikap tegas dan jelas dalam mengambil kebijakan yang berorientasi kepada kemaslahatan dan mengatur secara kuat semua proses kehidupan masyarakat tanpa terkecuali.“…Berlaku adil-lah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maaidah: 8)
Langkah Ketiga:Ketiga, Ri`ayah Al-mashalil Al-ijtima`, atau memelihara potensi kebaikan masyarakat. Salah satu pintu kehancuran kehidupan sebuah negeri adalah ketika para pemimpin dan penduduknya tidak mau dan tidak mampu memelihara semua potensi yang telah memiliki dan dibangunya. Justru sebaliknya, terjadi penghancuran secara sistematis dan masif, tanpa mereka sadari. Kalau kita tidak ingin bahwa ke depan Sidoarjo menjadi lebih hancur dan tidak memberikan harapan bagi generasi penerusnya, maka kita harus ingat prinsip dasar yang dipesankan oleh ALlah SWT. Allah mengingatkan manusia tentang orang-orang yang mengadakan sesuatu yang dipandang baik, tetapi kemudian mereka merusaknya sendiri lantaran tidak mampu memeliharanya.“…Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.” (QS. Al-Hadid: 28)Memelihara potensi kebaikan masyarakat Sidoarjo pada hakikatnya adalah sikap hidup seluruh penduduk Sidoarjo beserta para pemimpinnya untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, menjauhi segala hal yang bisa merusak dan selalu menegakkan amar ma`ruf nahi munkar.“….orang-orang yang jika Kami teguhkan kekuasaannya di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan Allah lah kembali semua urusan.” (QS. Al-Hajj: 41).Inilah “Tiga Langkah Basar” (Three Big steps) untuk melakukan perbaikan kehidupan yang sebelumnya sudah porak-poranda di Kabupaten Sidoarjo ini. Berbagai Program yang telah ditetapkan dengan Perda APBD 2006 Kabupaten Sidoarjo akan tidak banyak berarti kecuali perubahan fisik semata, jika kita tidak mengawal perjalanan program-program APBD dengan semangat tiga langkah besar ini. Tiga langkah ini akan melahirkan kembali iklim “iman dan taqwa” pada penduduk Kabupaten Sidoarjo ini dan pada para pemimpinnya, sebagai syarat terbukanya pintu-pintu keberkahan hidup dari Allah SWT, Dzat Yang Maha Kaya.“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berhak dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A`raaf: 96).Inilah pandangan dasar yang kami pakai dalam keterlibatan dan partisipasi mengawal pembangunan Kabupaten Sidoarjo ini, sebagai kekuatan dakwah Islam yang mengemban tanggung-jawab untuk menyelamatkan kehidupan dan membangunnya kembali sebagai “hayatun thayyibah”, atau kehidupan yang baik (good quality of life) Sidoarjo. Para pemimpin dan penduduk Kabupaten Sidoarjo dan umumnya negeri ini, hendaknya memperhatikan Allah SWT yang amat keras:“Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (dihancurkan) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami akan adzab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?” (QS. Al-A`raaf:100).
0 comments:
Post a Comment