ssnet| Warga Kelurahan Gedang, Porong, resah akibat dihentikannya pembangunan tanggul yang sejajar rel di Kelurahan Jatirejo.
SAMAD SATUMAN satu diantara warga RT 3 RW 10 saat ditemui RULLY reporter Suara Surabaya, Minggu (02/07), mengatakan, warga dikampungnya ini resah akibat pembuatan tanggul yang sejajar rel terhenti sejak kemarin dan berlanjut hari ini, mereka khawatir lumpur panas akan merambah kawasan kampung mereka dan meminta untuk dilanjutkan kembali pembuatan tanggul.
Selain pertimbangan lumpur akan masuk ke kampung mereka, di Kelurahan Gedang, dikhawatirkan kalau kemudian pembangunan tanggul ini tidak dilanjutkan akibat protes dan keberatan warga Jatirejo, maka kepentingan orang lebih banyak akan terganggu karena rel dimungkinkan akan terendam oleh lumpur, begitupun jalan raya Porong yang hanya beberapa meter di sebelah barat rel kereta api. [Audio On Demand]
Dari kira-kira tanggul sejajar yang harusnya dibangun 400 sampai 500 meter sekarang ini, yang belum terbangun menunggu persetujuan warga Jatirejo adalah 50m.
Seperti yang dilaporkan RULLY, warga Jatirejo meminta sebelum bendungan atau tanggul di sekitar pemukiman mereka dibangun, tanggul yang berada sejajar di rel kereta api tidak perlu dibangun terlebih dahulu. Ini supaya pemukiman warga lebih didahulukan dibanding fasilitas rel kereta api, yang menurut warga kelurahan Gedang harus diprioritaskan terlebih dahulu.
RULLY melaporkan, konsentrasi alat berat memang berada di tanggul-tanggul yang jebol milik persawahan di dekat perumahan warga. Sementara itu, aktivitas di proyek pembangunan tanggul sejajar rel ini hanya ada sesekali alat berat yang mulai membangun lagi, malah ada sebagian tumpukan sirtu yang dibawah oleh truk-truk ini menuju ke sisi sebelah timur, dimana disana ada perbaikan tanggul di dekat pemukiman warga Kelurahan Jatirejo.
SAMAD SATUMAN satu diantara warga RT 3 RW 10 saat ditemui RULLY reporter Suara Surabaya, Minggu (02/07), mengatakan, warga dikampungnya ini resah akibat pembuatan tanggul yang sejajar rel terhenti sejak kemarin dan berlanjut hari ini, mereka khawatir lumpur panas akan merambah kawasan kampung mereka dan meminta untuk dilanjutkan kembali pembuatan tanggul.
Selain pertimbangan lumpur akan masuk ke kampung mereka, di Kelurahan Gedang, dikhawatirkan kalau kemudian pembangunan tanggul ini tidak dilanjutkan akibat protes dan keberatan warga Jatirejo, maka kepentingan orang lebih banyak akan terganggu karena rel dimungkinkan akan terendam oleh lumpur, begitupun jalan raya Porong yang hanya beberapa meter di sebelah barat rel kereta api. [Audio On Demand]
Dari kira-kira tanggul sejajar yang harusnya dibangun 400 sampai 500 meter sekarang ini, yang belum terbangun menunggu persetujuan warga Jatirejo adalah 50m.
Seperti yang dilaporkan RULLY, warga Jatirejo meminta sebelum bendungan atau tanggul di sekitar pemukiman mereka dibangun, tanggul yang berada sejajar di rel kereta api tidak perlu dibangun terlebih dahulu. Ini supaya pemukiman warga lebih didahulukan dibanding fasilitas rel kereta api, yang menurut warga kelurahan Gedang harus diprioritaskan terlebih dahulu.
RULLY melaporkan, konsentrasi alat berat memang berada di tanggul-tanggul yang jebol milik persawahan di dekat perumahan warga. Sementara itu, aktivitas di proyek pembangunan tanggul sejajar rel ini hanya ada sesekali alat berat yang mulai membangun lagi, malah ada sebagian tumpukan sirtu yang dibawah oleh truk-truk ini menuju ke sisi sebelah timur, dimana disana ada perbaikan tanggul di dekat pemukiman warga Kelurahan Jatirejo.
0 comments:
Post a Comment